Mengkutip dari : www.puspadanta.com
Lakukan
selama 1-2 menit. Tidak lama kemudian darah biasanya langsung berhenti.
Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke
tenggorokan. Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah.
Posisi duduk juga membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung
sebagai pusat pompa darah berada di bawah hidun
Puspadanta –
Mimisan ialah darah yang keluar melalui hidung, disebabkan adanya pembuluh darah
yang berada di selaput lendir hidung pecah. Pecahnya pembuluh darah,
menyebabkan darah keluar secara terus-menerus dari hidung, sedikit atau
banyaknya darah yang keluar bergantung pada besar atau kecilnya pembuluh darah
yang pecah tersebut.
Mimisan sendiri
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Epistaksis
Anterior
Mimisan ini
disebabkan oleh pecahnya sambungan antara arteri etmodialis anterior dan
labialis superior. Titik perdarahannya jelas, yaitu hanya di hidung bagian
depan, sehingga tidak berbahaya. Arteri-arteri yang ada di anterior itu
letaknya di permukaan dan sangat kecil, bila terjadi mimisan pecahnya cuma
kecil. Pada perdarahannya normal, sekitar 3-5 menit akan berhenti sendiri.
Mimisan jenis ini sering terjadi pada anak-anak karena kurang istirahat, panas
tinggi, menjelang akil balig, atau trauma di hidung bagian luar.
Epistaksis
Posterior
Mimisan ini
disebabkan oleh pecahnya arteri sfenopalatina. Titik perdarahannya tidak
kelihatan, karena letak arterinya di dalam. Namun, tiba-tiba bisa terjadi perdarahan
terus-menerus lewat hidung. Pada epistaksis posterior, yang pecah adalah arteri
besar, sehingga perdarahannya bisa terus-menerus. Karena itu, si penderita
harus segera dibawa ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter spesialis THT
(Telinga Hidung, Tenggorokan) dan penyakit dalam. Bukan dokter umum, sebab jika
dokter umum yang menangani epistaksis posterior ini, maka risiko kematian
sangat besar. Di bagian THT pun penanganannya spesifik.
Cara
mengatasi mimisan:
Duduk
dengan posisi badan dan kepala agak maju ke depan. Lalu gunakan ibu jari
dan telunjuk untuk menekan dan menutup hidung. Sedangkan mulut dibuka untuk
bernapas. g.Berbeda jika anak dibaringkan, karena posisi jantung berada sejajar
dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun relatif lebih cepat.
Jika cara
pertama belum berhasil, cobalah kompres hidung dengan es. Bungkuslah es dengan
saputangan lalu tempelkan di antara kening dan hidung. Selain es, benda lain
seperti makanan atau minuman beku bisa digunakan. Es dan benda dingin lainnya
yang ditempelkan mampu mengecilkan pembuluh darah sehingga perdarahan pun cepat
berhenti. Kompres bisa dilakukan saat perdarahan sedang berlangsung ataupun
berhenti. (Lala)